Nama Sasih berhububgan dengan adanya nekara perunggu yang terdapat di pura tersebut, yang dianggap sebagai bulan yang jatuh dari langit. Masyarakat menganggap bahwa nekara tersebut merupakan perwujudan Dewa atau Tapakan Bhatara, sehingga masyarakat meyakini dan menamakan nekara tersebut Ratu Sasih, yakni Dewi bulan.
Tinjauan sejarah Pura Penataran Sasih dapat diungkapan berdasarkan beberapa peninggalan purbakala yang terdapat di pura tersebut, yakni: nekara, pragmen (pecahan prasati dari abad ke-10 M) dan arca yang memakai tahun Saka Candrasengkala 1264 (1342). Berdasarkan artefak tersebut dapat diketengahkan sebagai berikut; Nekara yang terdapat di Pura Penataran Sasih berasal dari masa “Bronze Iron Age” atau jaman perunggu-besi, sekitar 500 SM. Nekara pada masa tersebut dianggap mempunyai nilai magis. Bila nekara tersebut in situ (asli pada tempatnya) maka tempat di mana Pura Penataran Sasih terdapat pada masa prasejarah telah dianggap sebagai tempat keramat. Serta adanya fragmen prasasti yang diduga berasal dari abad ke- 10 Masehi menunjukkan bahwa Pura Penataran Sasih dipandang sebagai tempat suci yang memegang peranan yang penting pada masa tersebut.
Di Pura Penataran Sasih banyak terdapat peninggalan purbakala. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Nekara; nekara perunggu yang berbentuk- dandang tertelungkup berasal dari masa prasejarah 500 SM.
2. Arca perwujudan Raja Bhatara Guru II; perwujudan ini menggambarkan Dewi, diperkirakan perwujudan Ibu Seri dari Raja Walanjaya Kertaninggrat.
3. Arca Caturkaya; arca ini sekarang disthanakan pada pelinggih di bagian selatan yang dinamakan pelinggih Bhatara Brahma.
PETA PURA PENATARAN SASIH :
pura penataran sasih,nekara perunggu,nekara